BERPIKIR JERNIH, BERKATA JERNIH, BERTINDAK JERNIH

Orang yang mudah berpikir jernih kalau hantinya bersih, dibersihkan oleh ketulusan, kesyukuran dan kejujuran. Berpikir jernih hanya bisa dilkukan kalau hatinya bersih dari kotoran hasad, dengkin, bakhil, dan kufur.

Kalau sudah terbiasa berpikir jernih maka orang akan mudah untuk berkata jernih. Kata-katanya fasih menurut ilmu balaghoh, dan berkualitas clear dan clean menurut orang Inggris.

Menurut orang Jawa, orang yang terbiasa berkata jernih disebut orang yang miraca mentes (bicaranya bernas, miraca leres (bicaranya jujur) dan miraca teges (bicaranya bermakna).

Dengan demikian maksud dan pesan yang disampaikan akan mudah dipahami dan mudah sampai pada orang yang diajak berbicara.

Kalau orang sudah terbiasa berpikir jernih dan berkata jernih maka diamenjadi mudah untuk bertindak jernih. Dia idak hanya terampil bertindak teknik, tetapi mampu bertindak taktis dan mahir bertindak strategis.

Tindakan dia menjadi terukur, tidak sembrono, berdampak positif dan menghasilkan kemaslahatan bagi dirinya dna orang lain.

Jika dilacak lebih dalam lagi, pikiran jernih dan tindakan jernih ini bersumber dari jiwa yang tenang, istiqamah, berbasis ima dan takwa yang nyata dan produktifdalam amal shalih.

Ketenangan jiwa yang nyata dan penuh inilah yang cukup menenukan kejernihan berpikir, kejernihan berkata dan kejernihan tindakan seseorang atau masyarakat.

Nah, untuk menghadapi Coronavirus, sungguh diperlukan orang atau manusia atau kelompok masyarakat yang bersedia untuk berpikir jernih, berkata jernih dan bertindak jernih, ditambah menulis jernih untuk yang teriat alam kegiatan di media informasi.

Ada kemungkinan ketika banyak yang bingung, stres, terkepung ketidakpastian ketika berada di tengah kondisi dan situasi pandemi maslah utamanya jangan-jangan terletak pada kurang jernihnya dalam berpikir, kurang jernih dan terjaganya dalam berkata dan belum jernihnya tindakan yng dilakukan.

Dengan demikian membedakan dan mengamalkan tindakan teknis, taktis dan strategis saja belum bisa.

Padahal untuk menuju kemenangan melawan Coronavirus, yang amat diperlukan dan mendesak untuk menata pikiran, menata perkataan dan menata tindakan agar semua berlangsung dan proses secara jernih.

Semoga demikianlah adanya. Amin.

(Mustofa W. Hasyim, 8 Juli 2020, Sumber Suara Muhamadiyah Edisi 15 Th ke 105 1-15 Agustus 2020)

Gambar :