……Kurang Jauh

…..jadi kalau aku berpikir sudah jarang orang-orang baik disini, mungkin itu hanya karena kurang jauh saja ku mengayuh”

Sepenggal kalimat dari status teman yang habis sepedaan ke pelosok itu mirip dengan apa yang saya alami. Tak hanya sekali, tapi beberapa kali. Bersepeda, selain menyehatkan raga, juga jiwa. Terlebih sepedaannyake pelosok-pelosok daerah yang masih minim polusi. Menghirup udara segar, dan juga berinteraksi dengan masyarakat yang masih “polos”

Kejadian terbaru saya alami saat bersepeda di “seputaran” Solo. Karena waktu yang tak bisa kompromi, saya tak bisa menuntaskan acara bersepeda itu. Saat itu, sekitar pukul 07.00 saya sedang dalam perjalanan dari Kediri menuju Madiun.

Akhirnya memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke Solo dengan naik bus saja. Beruntung membawa sepeda lipat sehingga lebih ringkas. Saya pun memutuskan untuk berhenti di depan deretan warung.

Kepada tukang parkir yang ada di situ saya bertanya apa bisa mencegat bus ke arah Solo. Tukang parkir itu menjawab bisa. Saya pun segera melipat sepeda yang diperhatikan oleh tukang parkir dengan takjub. Termasuk ketika saya memasukkan beberapa peralatan seperti lampu ke saku belakang jersey.

Ternyata beberapa bus tidak mau berhenti. Tukang parkir pun seperti ogah-ogahan mencegat bus yang kebanyakan dari arah Surabaya. Saya lantas berpikir apa perlu dikasih tips dulu baru tukang parkir “bergerak”. Saya pun mendekati tukang parkir itu, dan menyelipkan uang di tangan tukang parkir, sembari berkata, “saya nunggu di kursi itu ya Pa”.

Tapi jawaban tukang parkir itu membuatku terkesiap. Tanpa melihat nominal uang yang saya kasih, ia berujar. “Enggak usah Dik, Buat ongkos bus saja nanti”.

Tak seberapa lama datanglah bus yang mau menepi. Bergegas saya menenteng sepeda lipat dan memasukkan bagasi. Kembali saya menyelipkan uang ke tukang parkir sambil salaman dan bilang terima kasih. Namun saya merasakan sebuah tangan memasukkan sesuatu ke saku belakang jersey saya. Tanpa menoleh saya pun tahu, tukang parkir itu ikhlas menolong saya

(Sumber: Intisari No 673. Bulan Oktober 2018. Hal. 162)