
Siaran Keagamaan RRI PRO 2 dengan Tema “Urgensi Maturasi Beragama pada remaja”
Banjarmasin, 9 September 2025 – Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH) UIN Antasari Banjarmasin kembali menghadirkan kontribusi positif di ruang publik melalui siaran keagamaan di Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 2 FM. Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama, Ibu Dr. Hj. Maimanah, M.Ag, salah satu dosen FUH, yang didampingi oleh Nursyifa Azkiya Osly, mahasiswi Program Studi Psikologi Islam. Adapun tema yang diangkat kali ini adalah “Urgensi Maturasi Beragama pada Remaja.”
Tema tersebut dipilih karena menyoroti fenomena yang dekat dengan kehidupan remaja masa kini, khususnya pengaruh besar media sosial terhadap pola pikir, gaya hidup serba instan, serta kecenderungan hedonisme. Dalam pemaparannya, Dr. Hj. Maimanah menjelaskan bahwa masa remaja merupakan fase peralihan menuju dewasa yang penuh dinamika, ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Pada masa inilah proses pencarian identitas diri berlangsung, di mana remaja sangat rentan terhadap tekanan lingkungan dan pengaruh sosial.
“Dalam kondisi demikian, remaja perlu memiliki ketahanan diri yang kokoh. Salah satu sumber ketahanan terbaik adalah agama. Namun, agar peran agama benar-benar maksimal, diperlukan kematangan atau maturasi beragama pada diri remaja,” terang Dr. Hj. Maimanah.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa kematangan beragama tidak selalu sejalan dengan usia. Kematangan ini lebih merupakan hasil dari penghayatan mendalam terhadap ajaran agama yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Kriteria individu yang matang dalam beragama antara lain mengetahui dan mengamalkan nilai luhur agama secara konsisten, memiliki pandangan hidup komprehensif, serta menumbuhkan semangat pengabdian kepada Tuhan.
Dalam perspektif Islam, remaja yang matang beragama ditandai dengan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta berperilaku adil, jujur, dan sabar. Pendidikan agama sejak dini, menurut beliau, menjadi faktor penting dalam membentuk kematangan tersebut.
Dr. Hj. Maimanah menegaskan, “Remaja yang matang dalam beragama cenderung memiliki pengendalian diri yang baik, kesadaran moral yang kuat, ketahanan mental yang stabil, serta identitas diri yang kokoh. Sebaliknya, kurangnya pemahaman dan penghayatan agama membuat remaja rentan terhadap pengaruh negatif.”
Kegiatan siaran keagamaan ini sekaligus menjadi wadah edukasi dan dakwah yang meneguhkan peran FUH dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama dalam isu-isu yang menyangkut perkembangan generasi muda.