Dosen Psikologi Islam Mengikuti Workshop Pemetaan Mata Kuliah Penerapan Kurikulum Responsif Gender

Bertempat di salah Hotel di Kota Banjarmasin, mulai tanggal 11 Juli  sampai dengan 13 Juli 2018 dilangsungkan acara Workshop Pemetaan Mata Kuliah Penerapan Kurikulum Responsif Gender. Kegiatan ini berlangsung atas kerjasama antara Pusat Studi Gender  UIN Antasari Banjarmasin dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia.

Kegiatan yang sangat strategis ini bertujuan untuk memetakan sejumlah mata kuliah baik di tingkat Universitas, Fakultas maupun di tingkat Prodi yang dapat menjadi penerapan kurikulum responsif gender. Kegiatan ini dihadiri oleh 40 Dosen sebagai peserta yang tersebar di lima Fakultas yang ada di UIN Antasari Banjarmasin, yaitu Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, serta Fakultas Ushuluddin dan Humaniora. Khusus untuk Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, salah satunya diwakili oleh Dosen-Dosen di  Prodi Psikologi Islam yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu Mulyani, M.Ag dan Ibu Dina Aprilia, M.Psi. Psikolog.

Menurut Ibu Dina Aprilia, M.Psi. Psikolog. Diharapakan Isu Gender ini dapat menjadi isu yang sangat penting dalam kebijakan di tingkat universitas, Fakultas, maupun Prodi. Responsif gender ini dapat diintegrasikan dalam mata kuliah yang ditawarkan ke mahasiswa. Harapan dari integrasi gender dalam mata kuliah ini antara lain adanya peningkatan persfektif keteraan dan keadilan gender di kalangan mahasiswa, terbentuknya sikap dan peningkatan skill mahasiswa yang responsif gender, serta tersedianya kepeloporan alumni yang bersfektif gender.

Sedangkan Menurut Ibu Mulyani, M.Ag setidaknya ada 4 pola dalam penerapan integrasi responsif gender dalam mata kuliah, yaitu: 1) membuat mata kuliah tersendiri, nama dan substansinya bersfektif gender, 2) mengintegrasikan dalam matakuliah tertentu yang berimpact besar dengan menyebut 1/lebih pokok bahasan dalam mata kuliah 3) mengintegrasikan persfektif gender dalam mata kuliah tertentu dengan cara tidak disebut dalam suatu pokok bahasan tetapi substansinya bersfektif gender, dan yang keempat adlah mengintegrasikan persfektif gender dalam berbagai mata kuliah dengan tidak menyebut dalam suatu pokok bahasan dan substansi namun pendekatan dan metode pembelajaran berwawasan gender.

Adapun Narasumber dalam Workshop ini adalah Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia, serta dari Komisi Perlindungan Anak Republik Indonesia.